KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MALIK
FADJAR
(Studi Deskriptif Pemikir Pembaharu
Pendidikan Islam)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam dalam era perkembangan ilmu dan teknologi saat
ini, semakin di pertanyakan relevansinya. Terutama apabila dikaitkan dengan
kontribusinya dalam pembentukan budaya modern pada saat ini, yang di pengaruhi
oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam hal ini, pendidikan mengalami
pengalihan fungsi, karena pendidikan sekarang semakin berorientasi materialistik.
Pendidikan cenderung ditetapkan sebagai aset social yang mempunyai fungsi
khusus dalam menyiapkan tenaga kerja yang akan memenuhi lapangan kerja yang
bercorak industrialistik[1].
Pendidikan, khususnya pendidikan formal dalam bentuk
persekolahan yang sudah terdapat dimana-mana, sangatlah kurang adaptif, bahkan konservatif
dalam keadaan status Quo. Lulusan pendidikan formal banyak yang tidak memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.[2] Dari
sinilah banyak terciptanya “pengangguran terdidik” karena tidak
tersedianya lapangan kerja yang relevan dengan keahlian mereka, di samping itu
juga banyak yang memang tidak siap melakukan modifikasi daya adaptabilitas
terhadap lapangan kerja yang ada.
Uraian di atas menunjukkan betapa besarnya konflik
yang dihadapi dunia pendidikan. Ketika pendidikan mengalami perubahan fungsi
menjadi hanya sekedar “pemasok” tenaga kerja terampil yang di butuhkan dunia
industri. Padahal fungsi tersebut hanya salah satu dari beberapa fungsi
pendidikan yang mempunyai porsi yang kecil. Fungsi yang lain diantaranya yaitu
: penyebar dan dinamisasi nilai-nilai yang dapat menyadarkan manusia tentang
hakikat eksistensinya yang harus dikembangkan di tengah-tengah masyarakat.[3]
Begitu juga halnya dengan pendidikan Islam tidak
terhindar pula dari masalah-masalah yang di hadapi pendidikan pada umumnya,
atau bahkan permasalahan yang dihadapi pendidikan Islam justru lebih besar di
bandingkan dengan pendidikan umum yang tidak memasukkan dimensi-dimensi keagamaan. Sebab dalam pendidikan Islam
terdapat multi-paradigma atau dengan kata lain pendidikan Islam mencakup
aspek-aspek yang sangat kompleks, seperti: Dimensi intelektual, dimensi
cultural, dimensi nilai-nilai transcendental, dimensi ketrampilan fisik/jasmani
dan dimensi pembinaan kepribadian manusia sendiri.[4]
Pendidikan Islam yang bersumber dari al-Qur’anlah yang
harus dapat menerangi dan mengatasi perubahan social dan kebudayaan. Pendidikan
Islam harus mampu melahirkan manusia yang mencapai kesuksesan dunia dan
akhirat. Dan diharapkan juga dapat merealisasikan/mewujudkan apa yang
dirumuskan dalam tujuan akhir Pendidikan Islam yaitu: “ Terwujudnya kepribadian
muslim”. Kepribadian yang seluruh aspeknya merealisasikan dan mencerminkan
nilai-nilai agama Islam.[5]
Dari permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada dan
tujuan pendidikan yang belum terealisasikan secara baik maka muncullah para
tokoh-tokoh pembaharu pendidikan yang
sangat perduli terhadap pendidikan
khususnya Pendidikan Islam, yang mempunyai gagasan dan konsep pemikiran
yang genius, sebagai upaya perbaikan/pengembangan dalam dunia pendidikan
khususnya Pendidikan Islam. Salah satu diantara tokoh-tokoh pembaharu
pendidikan adalah Prof. Dr. Malik Fadjar.
Malik Fadjar dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1939
di Yogyakarta. Ia adalah alumni Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sunan
Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1972 dan tamatan Florida State University pada
tahun 1981. Selain itu, ia juga pernah mengikuti pelatihan manajemen di
University Administrasi Program, University Of Kentucky Amerika Serikat pada
tahun 1990. Sewaktu mahasiswa ia penah berkecimpung di dalam Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI), sebuah organisasi Islam ekstra kampus yang telah banyak melahirkan
intelektual Islam yang berpikiran modernis.
Malik Fadjar memiliki pendidikan Agama serta
pendidikan umum yang seimbang dan mampu memadukan ajaran dasar Islam dengan
unsure kemodernan atau unsure keulama’an dengan keintelektualan. Sehingga ia
dikenal sebagai figure ulama’ yang intelek dan seorang intelek yang ulama’.
Sebagian waktunya di curahkan untuk mengabdi dalam
dunia pendidikan. Ia pernah menjabat : sebagai Menteri Agama Republik Indonesia
pada tahun 1999-2001, sebagai menteri Pendidikan Nasional RI pada periode pemerintahan
Presiden Megawati tahun 2001-2004 dan pernah menjabat sebagai rector
Universitas Muhammadiyah Malang, dan masih banyak lagi. Di tengah-tengah
kesibukannya dalam berbagai jabatannya, Malik Fadjar masih tetap
melaksanakan fungsinya sebagai
pendidikan dengan selalu memberikan bimbingan dan tutorial perkuliahan yang diberikan
kepada mahasiswanya.. Ia juga melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan
memberikan pelatihan-pelatihan dan beberapa penyuluhan kepada masyarakat.
Malik Fadjar dapat dikelompokkan sebagai pemikir
pendidikan yang bercorak modern dengan tetap bertumpu kepada ajaran dasarIslam
sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits serta budaya dan nilai-nilai
yang terdapat di Indonesia. Konsep pemikiran Malik Fadjar sangatlah luas yang
hamper membahas semua aspek yang terdapat dalam bidang pendidikan, seperti :
aspek kelembagaan, manajemen, administrasi, sumber daya manusia, sarana
prasarana, orientasi, kurikulum, guru, biaya dan lain sebagainya.
Dikutip dari pidato yang disampaikan dalam acara
pengukuhan Guru besar Tokoh Muhammadiyah, Malik Fadjar mengutip pengertian
pendidikan dari Zarkowi Soejoeti “ jenis pendidikan diperinci menjadi : pertama,
jenis pendidikan yang pendiriannya dan penyelenggaraannya didorong oleh
hasrat dan semangat cita-cita yang melejitkan nilai-nilai Islam. Seperti dengan
menamakan lembaganya dengan kalimat yang mencerminkan Islam. Disini kata Islam
di tempatkan sebagai sumber nilai-nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh
kegiatan pendidikan. Kedua, Jenis pendidikan yang memberikan perhatian
sekaligus menjadikan Agama Islam sebagai pengetahuan untuk bidang studi yang
diselenggarakan. Pendidikan Islam seharusnya mencakup dua pengertian di atas.
Kata ditempatkan sebagai sumber nilai sekaligus sebagai bidang studi. Jadi
pendidikan Islam tidak hanya sekedar menyangkut soal ciri khas dan bukan hanya
sekedar menjadi “cagar alam” untuk
mempertahankan paham-paham keagamaan tertentu,[6] Akan
tetapi tugas dan fungsi dari pendidikan Islam lebih dari itu.
Corak dan sifat pendidikan yang idealis menurut Malik
fadjar adalah pendidikan yang integralistik, humanistic dan pragmatic dan
berakar budaya yang kuat. Pendidikan yang berakar budaya kuat diharapkan dapat
membentuk manusia yang mempunyai kepribadian, harga diri, percaya kepada diri
sendiri dan membangun peradaban berdasarkan budaya mereka sendiri.
“Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan
oleh bangsa itu dalam mendayagunakan sumber manusia melalui pergumulannya
dengan pengembangan ilmu pengetahuan”, dari asumsi diatas maka muncullah
gagasan pemikiran Malik Fadjar mengenai strategi dalam dunia pendidikan. Malik
Fadjar juga mengatakan bahwa bangsa yang hendak maju adlah bangsa yang
melakukan liberalisasi dalam bidang berpikir dan ilmu pengetahuan. Yakni bangsa
yang tidak mengaggap dirinya paling maju, bangsa yang terbuka untuk menerima
ilmu dari mana saja, bukan bangsa yang tertutup, arogan, menganggap ilmu orang
lain adalah ilmu sekular, ilmu kafir, dan sebagainya.[7]
Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia, demikian halnya
dengan pendidikan Islam salah satunya tidak terlepas dari rendahnya mutu guru.
Alasannya karena guru mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam
penyelenggaraan pendidikan. Banyak guru khususnya guru Agama Islam dan tenaga
kependidikan yang lain masih menggunakan pendekatan pembelajaran klasik, kultur
guru yang masih melakat sebagai sosok yang otoritatif tentang ilmu pengetahuan,
guru berperan dominantif terhadap siswa/peserta didik, yang pada akhirnya
membuat pembelajaran tidak menyenangkan, sebab asumsi yang dibangun karena guru
memiliki dan pengalaman yang lebih tinggi dibanding siswanya. Sehingga tradisi keilmuan,
berdialektika antar keduanya dan sikap kritis jarang kita jumpai di kelas.[8]
Berdasarkan realita yang terdapat dalam proses
pembalajaran dan pengalaman serta pemikiran pribadinya selam kurang lebih 33
tahun menjadi guru agama, Malik Fadjar
berkeyakinan, tugas maupun peran guru yang paling utama adalah menanamkan rasa
dan amalan hidup beragama bagi peserta didiknya. Dalam hal ini yang dituntut
adalah bagaimana setiap guru agama mampu membawa peserta didik untuk menjadikan
agamanya sebagai landasan moral, etika dan spiritual, dalam kehidupan
sehari-hari bukan hanya segai teori.[9]
Untuk melaksanakan tugas dan misi utamanya guru agama
tidak cukup sekedar menguasai bahan dan diaktik metodiknya, melainkan dituntut
pula adanya kesiapan serta kematangan kepribadian dan wawasan keilmuannya.
Selain itu, guru agama tidak dituntut kemampuannya berdiri berjam-jam yang
telah ditetukan, melainkan juga dituntut ikut berkiprah memainkan peranya
sebagai komunikator dalam menciptakan keagamaan-keagamaan individu-individu
serta kelompok lingkungannya.
Malik Fadjar adalah sosok pemikir pendidikan yang sangat genius dan modern,
berbagai eksperimentnya dalam mengatasi masalah pendidikan melalui
universitas-universitas yang pernah dipimpinnya serta berbagai upaya lainnya,
menyebabkan Ia begitu disegani gagasan, pemikiran dan kiprahnya dalam
pendidikan. Maka dari itu penulisan sekripsi ini akan mencoba menguak
pemikiran-pemikiran Malik Fadjar, dengan tujuan dapat mengatasi masalah-masalah
pendidikan pada sekarang ini dan dengan harapan dapat menjadikan pendidikan
lebih baik, khususnya pendidikan Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep Pendidikan dalam perspektif
Islam?
2.
Bagaimana konsep pendidikan Islam
menurut Malik Fadjar?
3.
Bagaimana analis konsep pendidikan
Islam menurut Malik Fadjar?
C.
Pembatasan masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dan perluasan
pembahasan maka penulis perlu untuk memberikan batasan masalah yang akan
dibahas pada kajian ini supaya terfokus pada pembahasan yang jelas dan terarah.
Kajian ini akan penulis batasi pada pembahasan sekitar
konsep pendidikan menurut Islam dan konsep menurut Malik Fadjar, meliputi :
1)
Hakikat pendidikan Islam
2)
Tujuan dan tugas pendidikan Islam
3)
Corak dan sifat pendidikan Islam
4)
Strategi pembelajaran dalam
pendidikan Islam
5)
Guru dalam pendidikan Islam
D.
Penegasan Judul
Untuk memudahkan pemahaman terhadap judul skripsi
“KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini serta menghindari misunderstanding
persepsi terhadap keseluruhan isi skripsi ini, maka penulis perlu memaparkan
kata kunci yang ada, yaitu :
Konsep : Diambil dari bahasa latin “conceptus”.
Dari segi subyektif adalah suatu kegiatan intelek untuk menangkap sesuatu. Dari
segi obyektif adalah sesuai yang di tangkap oleh kegiatan intelek itu. Hasil
dari tangkapan akal manusia itu disebut konsep.
Pendidikan Islam : usaha yang di arahkan
kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu
upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, serta tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[10]
Malik Fadjar : Malik Fadjar dilahirkan pada
tanggal 22 Februari 1939 di Yogyakarta. Ia adalah alumni Institut Agama Islam
negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1972 dan tamatan Florida
State University pada tahun 1981. Selain itu, ia juga pernah mengikuti
pelatihan manajemen di University Administrasi Program, University Of Kentucky
Amerika Serikat pada tahun 1990. Malik Fadjar memiliki pendidikan Agama serta
pendidikan umum yang seimbang dan mampu memadukan ajaran dasar Islam dengan
unsure kemodernan atau unsure keulama’an dengan keintelektualan. Sehingga ia
dikenal sebagai figure ulama’ yang intelek dan seorang intelek yang ulama’.
Dengan demikian, secara komperhensif judul skipsi
“KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini dapat di pahami sekitar pembahasan
konsep pendidikan Islam menurut seorang cendekiawan muslim bernama Malik
Fadjar.
E.
Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis dalam memilih judul skripsi “KONSEP PENDIDIKAN
MENURUT MALIK FADJAR” ini adalah :
1)
Dengan melihat keterpurukan citra pendidikan
Islam pada khususnya dan citra pendidikan Nasional pada umumnya dewasa ini,
penulis ingin mencarikan alternatif pemecahan masalah atau gagasan dan pemikiran
para tokoh pendidikan Islam untuk memberikan solusi-solusi yang baru dalam pmemecahkan
persoalan-persoalan pendidikan Islam yang ada pada saat ini. Berbagai konsep
yang ada sebelumnya belumlah cukup membuahkan hasil, perlu adanya
pemikiran-pemikiran yang masih fress, terutama dalam mengahadapi tantangan
globalisasi.
2)
Setelah penulis telusuri, dengan
membaca beberapa literatur tentang tokoh-tokoh pembaharu pendidikan Islam.
Ternyata salah seorang tokoh yang mempunyai latar belakang disiplin ilmu
pendidikan yang secara intens, kritis dan tajam menyuarakan
pemikiran-pemikirannya dalam kerangka-kerangka pemikiran yang logis dan
realistic. Dan dalam berbagai eksperimentnya dalam mengatasi masalah pendidikan
melalui Universitas Muhammadiyah malang yang pernah dipimpinya serta berbagai
upaya lainya, Yaitu Prof.Dr. Malik Fadjar M.Sc. Ide-ide pembaharuannya tentang
pendidikan sangat bagus dan genius.
F.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
Pada dasarnya, penulis mengambil pemikiran Malik
Fadjar ( seorang tokoh pembaharu pendidikan) tentang pendidikan Islam dengan
tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk memaparkan gagasan dan
pemikiran Malik Fadjar, khususnya pada hal-hal yang terumuskan dalam sistemasi
pembahasan.
2.
Mudah mudahan kajian ini mampu
menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam
dunia pendidikan pada saat ini.
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Bagi dunia keilmuan, kajian ini di
harapkan mampu menjadi masukan dalam rangka memperkaya lhazanah pendidikan,
khususnya pendidikan Islam.
2.
Bagi praktek pendidikan, kajian
ini setidaknya dapat dijadikan referensi dalam penyelenggaraan pendidikan,
khususnya Pendidikan Islam.
G.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut
dalam pengumpulan data dan analisa data yang perlu guna menjawab
persoalan-persoalan yang dihadapi atau yang di selidiki.
1.
Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (Library
Research) dengan menggunakan literatur-literatur buku atau document-dokument yang ada.
Dengan begitu literature yang dipakai penulis terbagi menjadi dua :
a)
Buku-buku yang secara langsung di
karang oleh tokoh yang membahas tentang pendidikan. Misalnya : Buku reformasi
pendidikan Islam, buku visi pembaharuan pendidikan Islam.
b)
Penulis menggunakan buku-buku
karya tokoh-tokoh yang lain yang mengulas dan membahas tentang pemikiran Malik
Fadjar tentang pendidikan dan segala
tulisan dan dokumen yang membahas tentang konsep pemikirannya.
2.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
dengan demikian penelitian ini tidak mengadakan perhitungan data secara
kuantitatif (angka).[11]
Artinya: prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data yang dinyatakan
verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis, tidak di olah melalui perhitungan
matematik dengan berbagai rumus statistik. Namun pengolahan datanya disajikan
secara rasional dengan menggunakan pola fikir menurut hukum-hukum logika.
3.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, yang dapat dipercaya
dan mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya, maka dalam penulisan skripsi
ini penulis menggunakan metode dokumentasi. Yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, leger, agenda dan lain-lainnya.[12]
4.
Metode Analisis Data
Setelah data yang terkumpul diproses, maka langkah
yang selanjutnya adalah menganalisis data. Pada penelitian ini otomatis
analisis data yang digunakan berupa rasionalisasi atau kata-kata dan bukan
rangkaian angka atau perhitungan matematik.
Dalam kajian ini penulis menggunakan analisa sebagai berikut:
a)
Metode Komparatif
Yaitu metode dengan cara menggunakan logika perbandingan teori dengan
teori yang lain untuk mendapatkan keberagaman teori yang masing-masing
mempunyai relevan terhadap persoalan yang dibahas.
b)
Metode Deskriptif
Metode ini digunakan untuk mendiskriptifkan segala hal yang berkaitan
dengan pokok pembahasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta serta sifat-sifat dan sekaligus hubungan antara fenomena yang
diselidiki. Jadi penggunaan metode deskriptif dipakai untuk memaparkan
pemikiran Malik Fadjar mengenai konsep pendidikan serta biografi kehidupan
Malik Fadjar.
H.
Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata
urutan penulisan skripsi dengan judul “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini,
maka penulis cantumkan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Berisi pendahuluan yang
menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah,
penegasan judul, alasan memilih judul, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : Teoretis masalah yang
berisi tentang pendidikan dalam perspektif Islam yang menguraikan gambaran umum
tentang pendidikan dalam perspektif Islam.
BAB III : Berisi konsep
pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Malik Fadjar yang menguraikan biografi dan
konsep pendidikan malik Fadjar.
BAB IV : Berisi studi
analisa terhadap konsep pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Malik Fadjar.
BAB V : Berisi penutup yang
menguraikan kesimpulan dan saran-saran.
Daftar Pustaka
Nata, Abuddin, haji. “Tokoh-tokoh Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia” Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2005
Fadjar, A. Malik, “Begawan Muhammadiyah : Bunga
Rampa Pidato Pengukuhan Guru Besar Tokoh Muhammadiyah”. Jakarta : PSAP
Muhammadiyah. 2005
Fadjar, A. Malik.“Reorientasi
pendidikan Islam”. Jakarta: Fadjar Dunia, 1999
Rusli Karim, M. “Pendidikani Islam di Indonesia
antara cita dan fakta”. Yogyakarta : Tiara wacana. 1991
Zuhairini, Filsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Bumi Aksara. 1991
[1]
M. Rusli Karim “Pendidikani Islam di Indonesia antara cita dan fakta”.(
Yogyakarta : Tiara wacana. 1991) Hal.127
[2] Ibid.
Hal. 128
[3] Ibid. Hal. 129
[4] S.A
Ashraf, “New Horizon in muslim education”. (Hodder and Stoughton: The Islamic
academy, Cambridge.1985)
[5]
Hj. Nur Uhbiyati, “Ilmu Pendidikan Islam”. (Jakarta: Pustaka setia.
1995)Hal. 35
[6]
Malik Fadjar, “Begawan Muhammadiyah : Bunga Rampa Pidato Pengukuhan Guru
Besar Tokoh Muhammadiyah”. (Jakarta : PSAP Muhammadiyah. 2005)Hal. 117
[7] A. Malik
Fadjar, “Reorientasi pendidikan Islam”. (Jakarta: Fadjar Dunia, 1999)
cet. 1, hal. 44
[8] Musthofa
Rembangy “Pendidikan Transformatif : pergulatan kritis merumuskan pendidikan
di tengah-tengah pusaran arus globalisasi”. (Yogyakarta : Teras, 2008) hal.
26
[9]
A. Malik Fadjar, “Reorientasi pendidikan Islam”. (Jakarta: Fadjar Dunia,
1999) cet. 1, hal. 61
[10] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara. 1991) hal.152
[11] Lexi J. Moeloeng, Metode Penelitian
Kualitatif”. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1990). Hal. 2
[12] Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, (Jakarta:
Renika cipta, 1998) hal.236