Selasa, 08 Januari 2013

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MALIK FADJAR
(Studi Deskriptif Pemikir Pembaharu Pendidikan Islam)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Islam dalam era perkembangan ilmu dan teknologi saat ini, semakin di pertanyakan relevansinya. Terutama apabila dikaitkan dengan kontribusinya dalam pembentukan budaya modern pada saat ini, yang di pengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam hal ini, pendidikan mengalami pengalihan fungsi, karena pendidikan sekarang semakin berorientasi materialistik. Pendidikan cenderung ditetapkan sebagai aset social yang mempunyai fungsi khusus dalam menyiapkan tenaga kerja yang akan memenuhi lapangan kerja yang bercorak industrialistik[1].
Pendidikan, khususnya pendidikan formal dalam bentuk persekolahan yang sudah terdapat dimana-mana, sangatlah kurang adaptif, bahkan konservatif dalam keadaan status Quo. Lulusan pendidikan formal banyak yang tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.[2] Dari sinilah banyak terciptanya “pengangguran terdidik” karena tidak tersedianya lapangan kerja yang relevan dengan keahlian mereka, di samping itu juga banyak yang memang tidak siap melakukan modifikasi daya adaptabilitas terhadap lapangan kerja yang ada.
Uraian di atas menunjukkan betapa besarnya konflik yang dihadapi dunia pendidikan. Ketika pendidikan mengalami perubahan fungsi menjadi hanya sekedar “pemasok” tenaga kerja terampil yang di butuhkan dunia industri. Padahal fungsi tersebut hanya salah satu dari beberapa fungsi pendidikan yang mempunyai porsi yang kecil. Fungsi yang lain diantaranya yaitu : penyebar dan dinamisasi nilai-nilai yang dapat menyadarkan manusia tentang hakikat eksistensinya yang harus dikembangkan di tengah-tengah masyarakat.[3]
Begitu juga halnya dengan pendidikan Islam tidak terhindar pula dari masalah-masalah yang di hadapi pendidikan pada umumnya, atau bahkan permasalahan yang dihadapi pendidikan Islam justru lebih besar di bandingkan dengan pendidikan umum yang tidak memasukkan dimensi-dimensi  keagamaan. Sebab dalam pendidikan Islam terdapat multi-paradigma atau dengan kata lain pendidikan Islam mencakup aspek-aspek yang sangat kompleks, seperti: Dimensi intelektual, dimensi cultural, dimensi nilai-nilai transcendental, dimensi ketrampilan fisik/jasmani dan dimensi pembinaan kepribadian manusia sendiri.[4]
Pendidikan Islam yang bersumber dari al-Qur’anlah yang harus dapat menerangi dan mengatasi perubahan social dan kebudayaan. Pendidikan Islam harus mampu melahirkan manusia yang mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Dan diharapkan juga dapat merealisasikan/mewujudkan apa yang dirumuskan dalam tujuan akhir Pendidikan Islam yaitu: “ Terwujudnya kepribadian muslim”. Kepribadian yang seluruh aspeknya merealisasikan dan mencerminkan nilai-nilai agama Islam.[5]
Dari permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada dan tujuan pendidikan yang belum terealisasikan secara baik maka muncullah para tokoh-tokoh pembaharu pendidikan  yang sangat perduli terhadap pendidikan  khususnya Pendidikan Islam, yang mempunyai gagasan dan konsep pemikiran yang genius, sebagai upaya perbaikan/pengembangan dalam dunia pendidikan khususnya Pendidikan Islam. Salah satu diantara tokoh-tokoh pembaharu pendidikan adalah Prof. Dr. Malik Fadjar.
Malik Fadjar dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1939 di Yogyakarta. Ia adalah alumni Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1972 dan tamatan Florida State University pada tahun 1981. Selain itu, ia juga pernah mengikuti pelatihan manajemen di University Administrasi Program, University Of Kentucky Amerika Serikat pada tahun 1990. Sewaktu mahasiswa ia penah berkecimpung di dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebuah organisasi Islam ekstra kampus yang telah banyak melahirkan intelektual Islam yang berpikiran modernis.
Malik Fadjar memiliki pendidikan Agama serta pendidikan umum yang seimbang dan mampu memadukan ajaran dasar Islam dengan unsure kemodernan atau unsure keulama’an dengan keintelektualan. Sehingga ia dikenal sebagai figure ulama’ yang intelek dan seorang intelek yang ulama’.
Sebagian waktunya di curahkan untuk mengabdi dalam dunia pendidikan. Ia pernah menjabat : sebagai Menteri Agama Republik Indonesia pada tahun 1999-2001, sebagai menteri Pendidikan Nasional RI pada periode pemerintahan Presiden Megawati tahun 2001-2004 dan pernah menjabat sebagai rector Universitas Muhammadiyah Malang, dan masih banyak lagi. Di tengah-tengah kesibukannya dalam berbagai jabatannya, Malik Fadjar masih tetap melaksanakan  fungsinya sebagai pendidikan dengan selalu memberikan bimbingan dan tutorial perkuliahan yang diberikan kepada mahasiswanya.. Ia juga melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan beberapa penyuluhan kepada masyarakat.
Malik Fadjar dapat dikelompokkan sebagai pemikir pendidikan yang bercorak modern dengan tetap bertumpu kepada ajaran dasarIslam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits serta budaya dan nilai-nilai yang terdapat di Indonesia. Konsep pemikiran Malik Fadjar sangatlah luas yang hamper membahas semua aspek yang terdapat dalam bidang pendidikan, seperti : aspek kelembagaan, manajemen, administrasi, sumber daya manusia, sarana prasarana, orientasi, kurikulum, guru, biaya dan lain sebagainya.
Dikutip dari pidato yang disampaikan dalam acara pengukuhan Guru besar Tokoh Muhammadiyah, Malik Fadjar mengutip pengertian pendidikan dari Zarkowi Soejoeti “ jenis pendidikan diperinci menjadi : pertama, jenis pendidikan yang pendiriannya dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat cita-cita yang melejitkan nilai-nilai Islam. Seperti dengan menamakan lembaganya dengan kalimat yang mencerminkan Islam. Disini kata Islam di tempatkan sebagai sumber nilai-nilai yang akan diwujudkan dalam seluruh kegiatan pendidikan. Kedua, Jenis pendidikan yang memberikan perhatian sekaligus menjadikan Agama Islam sebagai pengetahuan untuk bidang studi yang diselenggarakan. Pendidikan Islam seharusnya mencakup dua pengertian di atas. Kata ditempatkan sebagai sumber nilai sekaligus sebagai bidang studi. Jadi pendidikan Islam tidak hanya sekedar menyangkut soal ciri khas dan bukan hanya sekedar menjadi “cagar alam”  untuk mempertahankan paham-paham keagamaan tertentu,[6] Akan tetapi tugas dan fungsi dari pendidikan Islam lebih dari itu.
Corak dan sifat pendidikan yang idealis menurut Malik fadjar adalah pendidikan yang integralistik, humanistic dan pragmatic dan berakar budaya yang kuat. Pendidikan yang berakar budaya kuat diharapkan dapat membentuk manusia yang mempunyai kepribadian, harga diri, percaya kepada diri sendiri dan membangun peradaban berdasarkan budaya mereka sendiri.
Kemajuan sebuah bangsa pada umumnya ditentukan oleh bangsa itu dalam mendayagunakan sumber manusia melalui pergumulannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan”, dari asumsi diatas maka muncullah gagasan pemikiran Malik Fadjar mengenai strategi dalam dunia pendidikan. Malik Fadjar juga mengatakan bahwa bangsa yang hendak maju adlah bangsa yang melakukan liberalisasi dalam bidang berpikir dan ilmu pengetahuan. Yakni bangsa yang tidak mengaggap dirinya paling maju, bangsa yang terbuka untuk menerima ilmu dari mana saja, bukan bangsa yang tertutup, arogan, menganggap ilmu orang lain adalah ilmu sekular, ilmu kafir, dan sebagainya.[7]
Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia, demikian halnya dengan pendidikan Islam salah satunya tidak terlepas dari rendahnya mutu guru. Alasannya karena guru mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Banyak guru khususnya guru Agama Islam dan tenaga kependidikan yang lain masih menggunakan pendekatan pembelajaran klasik, kultur guru yang masih melakat sebagai sosok yang otoritatif tentang ilmu pengetahuan, guru berperan dominantif terhadap siswa/peserta didik, yang pada akhirnya membuat pembelajaran tidak menyenangkan, sebab asumsi yang dibangun karena guru memiliki dan pengalaman yang lebih tinggi dibanding siswanya. Sehingga tradisi keilmuan, berdialektika antar keduanya dan sikap kritis jarang kita jumpai di kelas.[8]
Berdasarkan realita yang terdapat dalam proses pembalajaran dan pengalaman serta pemikiran pribadinya selam kurang lebih 33 tahun menjadi guru agama,  Malik Fadjar berkeyakinan, tugas maupun peran guru yang paling utama adalah menanamkan rasa dan amalan hidup beragama bagi peserta didiknya. Dalam hal ini yang dituntut adalah bagaimana setiap guru agama mampu membawa peserta didik untuk menjadikan agamanya sebagai landasan moral, etika dan spiritual, dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya segai teori.[9]
Untuk melaksanakan tugas dan misi utamanya guru agama tidak cukup sekedar menguasai bahan dan diaktik metodiknya, melainkan dituntut pula adanya kesiapan serta kematangan kepribadian dan wawasan keilmuannya. Selain itu, guru agama tidak dituntut kemampuannya berdiri berjam-jam yang telah ditetukan, melainkan juga dituntut ikut berkiprah memainkan peranya sebagai komunikator dalam menciptakan keagamaan-keagamaan individu-individu serta kelompok lingkungannya.
Malik Fadjar adalah sosok pemikir  pendidikan yang sangat genius dan modern, berbagai eksperimentnya dalam mengatasi masalah pendidikan melalui universitas-universitas yang pernah dipimpinnya serta berbagai upaya lainnya, menyebabkan Ia begitu disegani gagasan, pemikiran dan kiprahnya dalam pendidikan. Maka dari itu penulisan sekripsi ini akan mencoba menguak pemikiran-pemikiran Malik Fadjar, dengan tujuan dapat mengatasi masalah-masalah pendidikan pada sekarang ini dan dengan harapan dapat menjadikan pendidikan lebih baik, khususnya pendidikan Islam.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep Pendidikan dalam perspektif Islam?
2.      Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Malik Fadjar?
3.      Bagaimana analis konsep pendidikan Islam menurut Malik Fadjar?

C.    Pembatasan masalah
Agar tidak terjadi kesimpang siuran dan perluasan pembahasan maka penulis perlu untuk memberikan batasan masalah yang akan dibahas pada kajian ini supaya terfokus pada pembahasan yang jelas dan terarah.
Kajian ini akan penulis batasi pada pembahasan sekitar konsep pendidikan menurut Islam dan konsep menurut Malik Fadjar, meliputi :
1)      Hakikat pendidikan Islam
2)      Tujuan dan tugas pendidikan Islam
3)      Corak dan sifat pendidikan Islam
4)      Strategi pembelajaran dalam pendidikan Islam
5)      Guru dalam pendidikan Islam

D.    Penegasan Judul
Untuk memudahkan pemahaman terhadap judul skripsi “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini serta menghindari misunderstanding persepsi terhadap keseluruhan isi skripsi ini, maka penulis perlu memaparkan kata kunci yang ada, yaitu :
Konsep : Diambil dari bahasa latin “conceptus”. Dari segi subyektif adalah suatu kegiatan intelek untuk menangkap sesuatu. Dari segi obyektif adalah sesuai yang di tangkap oleh kegiatan intelek itu. Hasil dari tangkapan akal manusia itu disebut konsep.
Pendidikan Islam : usaha yang di arahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[10]
Malik Fadjar : Malik Fadjar dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1939 di Yogyakarta. Ia adalah alumni Institut Agama Islam negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 1972 dan tamatan Florida State University pada tahun 1981. Selain itu, ia juga pernah mengikuti pelatihan manajemen di University Administrasi Program, University Of Kentucky Amerika Serikat pada tahun 1990. Malik Fadjar memiliki pendidikan Agama serta pendidikan umum yang seimbang dan mampu memadukan ajaran dasar Islam dengan unsure kemodernan atau unsure keulama’an dengan keintelektualan. Sehingga ia dikenal sebagai figure ulama’ yang intelek dan seorang intelek yang ulama’.
Dengan demikian, secara komperhensif judul skipsi “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini dapat di pahami sekitar pembahasan konsep pendidikan Islam menurut seorang cendekiawan muslim bernama Malik Fadjar.

E.     Alasan Memilih Judul
Adapun alasan penulis dalam memilih judul skripsi “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini adalah :
1)      Dengan melihat keterpurukan citra pendidikan Islam pada khususnya dan citra pendidikan Nasional pada umumnya dewasa ini, penulis ingin mencarikan alternatif pemecahan masalah atau gagasan dan pemikiran para tokoh pendidikan Islam untuk memberikan solusi-solusi yang baru dalam pmemecahkan persoalan-persoalan pendidikan Islam yang ada pada saat ini. Berbagai konsep yang ada sebelumnya belumlah cukup membuahkan hasil, perlu adanya pemikiran-pemikiran yang masih fress, terutama dalam mengahadapi tantangan globalisasi.
2)      Setelah penulis telusuri, dengan membaca beberapa literatur tentang tokoh-tokoh pembaharu pendidikan Islam. Ternyata salah seorang tokoh yang mempunyai latar belakang disiplin ilmu pendidikan yang secara intens, kritis dan tajam menyuarakan pemikiran-pemikirannya dalam kerangka-kerangka pemikiran yang logis dan realistic. Dan dalam berbagai eksperimentnya dalam mengatasi masalah pendidikan melalui Universitas Muhammadiyah malang yang pernah dipimpinya serta berbagai upaya lainya, Yaitu Prof.Dr. Malik Fadjar M.Sc. Ide-ide pembaharuannya tentang pendidikan sangat bagus dan genius.

F.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya, penulis mengambil pemikiran Malik Fadjar ( seorang tokoh pembaharu pendidikan) tentang pendidikan Islam dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Untuk memaparkan gagasan dan pemikiran Malik Fadjar, khususnya pada hal-hal yang terumuskan dalam sistemasi pembahasan.
2.      Mudah mudahan kajian ini mampu menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam dunia pendidikan pada saat ini.
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi dunia keilmuan, kajian ini di harapkan mampu menjadi masukan dalam rangka memperkaya lhazanah pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
2.      Bagi praktek pendidikan, kajian ini setidaknya dapat dijadikan referensi dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya Pendidikan Islam.
G.    Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisa data yang perlu guna menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi atau yang di selidiki.
1.      Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (Library Research) dengan menggunakan literatur-literatur buku atau document-dokument  yang ada.
Dengan begitu literature yang dipakai penulis terbagi menjadi dua :
a)         Buku-buku yang secara langsung di karang oleh tokoh yang membahas tentang pendidikan. Misalnya : Buku reformasi pendidikan Islam, buku visi pembaharuan pendidikan Islam.
b)         Penulis menggunakan buku-buku karya tokoh-tokoh yang lain yang mengulas dan membahas tentang pemikiran Malik Fadjar  tentang pendidikan dan segala tulisan dan dokumen yang membahas tentang konsep pemikirannya.
2.      Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan demikian penelitian ini tidak mengadakan perhitungan data secara kuantitatif (angka).[11] Artinya: prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data yang dinyatakan verbal dan klasifikasinya bersifat teoritis, tidak di olah melalui perhitungan matematik dengan berbagai rumus statistik. Namun pengolahan datanya disajikan secara rasional dengan menggunakan pola fikir menurut hukum-hukum logika.
3.        Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, yang dapat dipercaya dan mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya, maka dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode dokumentasi. Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, leger, agenda dan lain-lainnya.[12]
4.        Metode Analisis Data
Setelah data yang terkumpul diproses, maka langkah yang selanjutnya adalah menganalisis data. Pada penelitian ini otomatis analisis data yang digunakan berupa rasionalisasi atau kata-kata dan bukan rangkaian angka atau perhitungan matematik.
Dalam kajian ini penulis menggunakan analisa sebagai berikut:
a)      Metode Komparatif
Yaitu metode dengan cara menggunakan logika perbandingan teori dengan teori yang lain untuk mendapatkan keberagaman teori yang masing-masing mempunyai relevan terhadap persoalan yang dibahas.
b)      Metode Deskriptif
Metode ini digunakan untuk mendiskriptifkan segala hal yang berkaitan dengan pokok pembahasan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat dan sekaligus hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jadi penggunaan metode deskriptif dipakai untuk memaparkan pemikiran Malik Fadjar mengenai konsep pendidikan serta biografi kehidupan Malik Fadjar.

H.    Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penulisan skripsi dengan judul “KONSEP PENDIDIKAN MENURUT MALIK FADJAR” ini, maka penulis cantumkan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I    :    Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, penegasan judul, alasan memilih judul, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II   :    Teoretis masalah yang berisi tentang pendidikan dalam perspektif Islam yang menguraikan gambaran umum tentang pendidikan dalam perspektif Islam.
BAB III      :         Berisi konsep pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Malik Fadjar yang menguraikan biografi dan konsep pendidikan malik Fadjar.
BAB IV      :         Berisi studi analisa terhadap konsep pendidikan Islam menurut Prof. Dr. Malik Fadjar.
BAB V   :    Berisi penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran-saran.















Daftar Pustaka

Nata, Abuddin, haji. “Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2005

Fadjar, A. Malik, “Begawan Muhammadiyah : Bunga Rampa Pidato Pengukuhan Guru Besar Tokoh Muhammadiyah”. Jakarta : PSAP Muhammadiyah. 2005

Fadjar, A. Malik.“Reorientasi pendidikan Islam”. Jakarta: Fadjar Dunia, 1999
Rusli Karim, M. “Pendidikani Islam di Indonesia antara cita dan fakta”. Yogyakarta : Tiara wacana. 1991

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. 1991



[1] M. Rusli Karim “Pendidikani Islam di Indonesia antara cita dan fakta”.( Yogyakarta : Tiara wacana. 1991) Hal.127
[2] Ibid. Hal. 128
[3]  Ibid. Hal. 129
[4] S.A Ashraf, “New Horizon in muslim education”. (Hodder and Stoughton: The Islamic academy, Cambridge.1985)
[5] Hj. Nur Uhbiyati, “Ilmu Pendidikan Islam”. (Jakarta: Pustaka setia. 1995)Hal. 35
[6] Malik Fadjar, “Begawan Muhammadiyah : Bunga Rampa Pidato Pengukuhan Guru Besar Tokoh Muhammadiyah”. (Jakarta : PSAP Muhammadiyah. 2005)Hal. 117
[7] A. Malik Fadjar, “Reorientasi pendidikan Islam”. (Jakarta: Fadjar Dunia, 1999) cet. 1, hal. 44
[8] Musthofa Rembangy “Pendidikan Transformatif : pergulatan kritis merumuskan pendidikan di tengah-tengah pusaran arus globalisasi”. (Yogyakarta : Teras, 2008) hal. 26
[9] A. Malik Fadjar, “Reorientasi pendidikan Islam”. (Jakarta: Fadjar Dunia, 1999) cet. 1, hal. 61
[10]  Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara. 1991) hal.152
[11]  Lexi J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif”. (Bandung : Remaja Rosdakarya. 1990). Hal. 2
[12]  Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, (Jakarta: Renika cipta, 1998) hal.236